PSIKOLOGI TRADING & PENGENDALIAN EMOSI UNTUK TRADER

Oleh: Revanny R. Tristia

Revanny adalah Penulis Konten Astronacci, yang memiliki hasrat untuk menulis dan belajar tentang keuangan dan perdagangan.

Banyak trader yang melakukan tradingnya dikendalikan dengan emosi, seperti terburu – buru melakukan exit trading padahal belum mencapai profit yang maksimal. Atau membiarkan perdagangan merugi lama – lama hingga tidak bisa dikendalikan lagi. Ya, inilah yang banyak dialami oleh trader, khususnya trader pemula yang masih bisa mengendalikan emosi mereka saat bertrading.

Padahal selain menggunakan analisa dan strategi yang baik, pengendalian emosi juga sangat diperlukan dalam bertrading. Ada seorang trader yang memiliki kemampuan analisa dan strategi yang biasa saja, namun bisa menghasilkan keuntungan dengan konsisten dan banyak. Tentunya hal ini karena pengendalian diri dan emosi trader tersebut sangat bagus, sehingga rencana strategi yang dimilikinya dilakukan tidak dengan terburu – buru dan terstruktur.
Itulah sebabnya trader juga harus belajar mengenai psikologi trading , agar bisa lebih mengontrol emosi dan psikologinya saat bertrading. Sepintar apapun kita sebagai trader, tetap akan kalah oleh pengendalian diri yang buruk. Hal ini disebabkan oleh pergerakan market yang membingungkan, dan tentunya akan membuat trader mudah merasa bimbang untuk menentukan keputusan yang benar di dalam market.

Emosi Yang Harus Di Waspadai Oleh Trader
Menurut Dr. Van K. Tharp, Ph.D mengatakan bahwa perdagangan yang sukses sebagian besar dipengaruhi oleh penguasaan psikologi perdagangan yang baik, sisanya adalah dengan pengelolaan uang dan sistem perdagangan yang dimiliki oleh pedagang. Kesuksesan dalam trading merupakan hasil gabungan antara strategi dan emosi yang terkendali dengan baik, sehingga menghasilkan tindakan dan keputusan yang tepat dari trader.

Dalam pengambilan keputusannya, trader sangat dipengaruhi oleh 2 emosi yang kita kenal dengan nama “ Fear & Greed ”. Dimana Fear & Greed ini merupakan sebuah emosi yang mencangkup rasa takut dan keserakahan yang dimiliki oleh trader didalam dirinya. Kita bahas satu persatu mengenai emosi yang harus diwaspadai oleh trader.

1. Rasa Takut : 
Tentunya emosi ini memang dimiliki oleh siapa saja, baik pedagang maupun orang biasa. Namun emosi ini akan menjadi hambatan bagi trader dalam melakukan tradingnya. Contohnya, sebagai trader pemula, saat melakukan tradingnya ternyata malah loss. Dengan mental yang lemah, trader tersebut menjadi takut kembali untuk memulai trading, ataupun karena terbawa dengan emosi yang tidak stabil, malah salah melakukan entry/exit sehingga malah terjadi loss sekali lagi.

Hal ini sering sekali terjadi pada trader – trader pemula, maupun trader yang memang tidak memiliki pengendalian diri yang baik. Ciri – ciri trader yang sudah terkena “fear” biasanya sudah tidak memiliki rasa percaya diri, menjadi mudah panik dan khawatir, merasa cemas, gelisah dan mental down saat menghadapi market kedepannya.

2. Keserakahan ( Greed ) : 
Semua trader pastinya sangat mengenal jenis emosi yang satu ini, yaitu sebuah keinginan untuk memperoleh profit sebesar mungkin dalam waktu yang sangat singkat dan tidak memikirkan resiko yang didapatkan kelak. Biasanya trader akan memperbesar rasio resiko dan melipatgandakan lot tradingnya. Rasa serakah ini akan timbul, ketika trader memiliki rasa percaya diri yang tinggi setelah mendapatkan keuntungan berkali – kali. Sehingga trader akan terus mengulang tradingnya tanpa perencanaan yang terstruktur dan terkesan sembarangan.

Pedagang yang sudah terpengaruh keserakahan, biasanya memiliki ciri – ciri rasa percaya diri yang berlebihan, karena mendapat profit yang berulang. Adanya keinginan untuk terus menerus melakukan entry/exit atau buy/sell sesuai dengan strategi yang digunakan sebelumnya karena telah menghasilkan profit yang berulang, padahal market terus bergerak dan berubah, sehingga tidak memikirkan akan terjadinya resiko loss .
3. Harapan Yang Berlebih ( Hope ) : 
Memiliki harapan mendapatkan profit adalah hal yang wajar dimiliki oleh trader. Siapa yang tidak berharap tradingnya mendapat profit? Tentunya semuanya berharap tradingnya profit terus kan. Nah tapi jangan terlalu berharap berlebih juga ya. Harapan yang berlebihan dan tidak realistis dalam berdagang hanya akan membahayakan pedagang.

Contohnya, karena mendapatkan profit yang berulang trader akan menjadi sangat percaya diri akan tradingnya dan menjadi berharap akan mendapatkan profit terus menerus kedepannya tanpa memikirkan strategi trading yang sudah dibuat. Trader akan mencoba menggeser stop loss ketika pergerakan harga sudah mendekati level tersebut, dengan harapan arah pergerakan harga akan berbalik.

4. Penyesalan ( Penyesalan ) : 
Dalam psikologi trading, emosi ini biasanya muncul jika trader melakukan kesalahan dan kehilangan kesempatan saat melakukan entry/exit ataupun mengalami kerugian yang cukup besar. Biasanya trader akan menyalahi dirinya sendiri dan strategi yang digunakannya. Penyesalan yang terus menerus, hanya akan menghancurkan perdagangan secara perlahan. Jika tidak cepat diatasi, emosi ini bisa berkembang menjadi rasa takut, yang justru bisa membuat trader berhenti trading secara tiba – tiba.

Mengontrol psikologi trading menjadi sangat penting, jika trader berhadapan dengan keempat jenis emosi tersebut. Nah berikut adalah beberapa tips yang perlu diketahui oleh trader dalam pengendalian psikologi tradingnya.
Lakukan trading sesuai dengan strategi/plan yang sudah dibuat.

Trader harus konsisten terhadap strategi atau rencana trading yang sudah dibuatnya. Rencanakan strategi trading dengan baik dan menggunakan analisa yang benar. Lalu eksekusi rencana tersebut dengan percaya diri dan tanpa keraguan. Kita harus disiplin terhadap rencana yang sudah dibuat, percayalah jika sekali saja kita melanggar rencana tersebut, maka akan menjadi kebiasaan dan malah akan berakhir merugikan.

Terapkan 3M (Mind, Method & Money)
Pikiran cukup erat kaitannya dengan faktor psikologi, dimana nantinya kami menerapkan trading plan dan manajemen resiko. Dimana trader harus bisa mengendalikan psikologinya untuk menjalani strategi sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Apakah trader tersebut akan berani menahan open posisi pada saat profit atau tidak. Serta berani menerapkan stop loss, saat posisi tidak sesuai dengan rencana.

Method, Berkaitan dengan metode atau sistem trading yang kita gunakan. Gunakanlah metode – metode trading yang memang sudah teruji ketepatannya untuk menganalisis pasar. Cara ini harus dijalankan dengan psikologis yang stabil, jadi kita tidak membuat kesalahan keputusan untuk trading yang dilakukan.

Money management juga sangat dibutuhkan selain dari pengendalian emosi yang baik. Kita harus bisa mengatur modal yang ada dan sesuaikan dengan plan trading yang sudah dibiuat. Jangan gunakan semua modal yang ada saat pertama kali trading.

Jangan terbawa emosi hingga melakukan Overtrade
Trader yang memiliki psikologi trading yang lemah biasanya akan mudah tertarik untuk bermain dalam modal yang besar dan tidak terarah. Seperti yang dijelaskan diatas, karena terbawa emosi setelah profit berulang, langkah berikutnya trader tiba – tiba mengeluarkan modal yang sangat besar dengan berharap mendapatkan keuntungan kembali. Hal ini tentunya malah akan merugikan trader, karena resiko kehilangan atau kerugian menjadi sangat besar.

Nah, jadi sebagai trader, kita benar – benar harus memastikan psikologi trading kita dengan baik ya. Melakukan suatu hal dengan menggunakan emosi tidak akan memberikan keuntungan apapun, begitu juga saat berdagang. Jadi usahakan kita bisa mengendalikan diri kita saat terjadi hal – hal yang tidak diinginkan saat berdagang.

Rekomendasi Dari Pakar :
1. Susahnya mengendalikan emosi bisa membawa pedagang pada kerugian saat berdagang. Bersama CAT Institute, Anda bisa belajar investasi dan belajar trading forex yang lebih intensif mengenai Psychology & Mind Trading dan dapat menjadikan Anda trader/ investor profesional hanya dalam 1 tahun saja!

2. CALL atau Whatsapp dan hubungi CAT Institute dengan Karlina, +62 821 66 66 6500

Tidak ada komentar:

Posting Komentar