Trader Forex
Servis elektronik Jambi
Tampilkan postingan dengan label trader. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label trader. Tampilkan semua postingan

BAGAIMANA CARA MENGHITUNG MARGIN LEVEL?

Jika anda melakukan transaksi dengan metatrader 4, maka anda akan menemukan beberapa istilah dalam metatrader 4 antara lain ; balance, equity, margin, free margin, dan margin level . Margin level hanya muncul jika anda mempunyai transaksi yang sedang aktif saja, jika tidak ada transaksi maka tidak akan muncul .

Pada artikel kali ini saya akan membahas beberapa Hal yang ada didalam software Metatrader4. terutama Margin Level dimana margin level ini yang akan mempengaruhi kekuatan trading Anda.

BALANCE
Istilah balance menunjukan keseluruhan dari jumlah dana anda yang ada dalam account saat ini . Jika anda melakukan deposit sebesar $1000 , maka balance anda adalah $1000 . Perhitungan balance akan di update secara otomatis setelah anda menutup transaksi . Jika transaksi anda minus, maka balance akan berkurang sebesar minus yang anda terima. Begitu pula jika profit, balance akan bertambah sebesar profit yang anda terima
 .

EQUITY
Menunjukan jumlah terkini dari dana anda dalam account ditambah dengan profit dari transaksi yang sedang berjalan, atau dikurangi loss dari transaksi yg sedang berjalan . Perhitungannya adalah ,
Balance – Jumlah loss atau ditambah jumlah profit = Equity .

Contohnya jika anda deposit $1000.
Jika bertransaksi Buy dan Profit $250, maka equity Anda adalah $1250.
Jika bertransaksi Sell dan Minus $150, maka equity Anda adalah $850.
Besar nya Equity akan terus terupdate otomatis mengikuti besarnya Profit atau Loss dari transaksi anda yang sedang berjalan.
MARGIN
Pengertian margin dalam forex menunjukan sejumlah dana yang diperlukan oleh broker untuk membuka satu transaksi . Dengan kata lain margin adalah jaminan yang diperlukan oleh broker untuk agar anda bisa membuka transaksi . Besarnya margin yang diperlukan untuk membuka transaksi tergantung dari leverage yang anda gunakan . Semakin besar leverage, semakin kecil juga margin yang diperlukan . Besarnya margin untuk setiap pair juga bisa berbeda-beda.

Contoh Perhitungan Margin dengan Leverage:

FREE MARGIN
Istilah free margin Menunjukan sejumlah dana yang tersedia dan bisa digunakan sebagai jaminan untuk membuka posisi (margin) .

Contohnya jika Anda trading dengan dana $1000,
Deposit $1000
Leverage 1:200
Trading dengan 0.01 lot
Profit $10
Maka perhitungan Balance, Equity, Margin dan Free Marginnya seperti berikut:

Free Margin = Equity – Margin yang sedang digunakan
Balance : $1000
Equity : $1010
Margin : $5
Free Margin : $1005

Lalu bagaimana seorang trader menentukan besaran leverage yang akan mereka pakai? Tidak ada aturan baku, artinya setiap trader bebas menentukan pilihan mereka masing-masing berdasar manajemen trading mereka. Akan tetapi beberapa broker mungkin saja memberikan batasan tertentu pada trader.

Selanjutnya Anda harus mempelajari bagaimana menghitung margin. Rumus termudah untuk menghitung margin adalah:

Margin = Leverage x Volume (Lot) x Contract Size

Agar lebih mudah memahaminya, coba simak contoh berikut:

Asumsikan bahwa Anda menggunakan Broker A, dimana mereka memberikan layanan 
  • leverage 1:100 dengan 
  • kontrak size 1 lot sama dengan $100.000. 
  • Anggaplah bahwa Anda memilih pair EUR/USD dan mendapatkan harga 1.3456. 
Maka nilai margin dari kasus tersebut adalah:

Margin = Leverage x Volume (Lot) x Contract Size 

= (1/100) x 1 (lot) x (EUR 100.000 x 1.3456)

Margin = $1,3456

Setelah mengetahui keempat istilah yang ada di Metatrader 4, sekarang saatnya saya akan menjelaskan mengenai Margin Level. Margin Level menunjukan Rasio antara equity dengan margin, dengan perhitungannya

{(Margin Level = (Equity / Margin ) x100% }

Contoh : Jika Anda trading $1000, dan mendapatkan Profit $10.
Balance : $1000
Equity : $1010
Margin : $5
Free Margin : $1005
Margin Level : 20200%

Margin Level ini cukup penting. Semangkin besar Margin Level yang dimiliki, semangkin aman juga posisi trading Anda sedangkan semangkin kecil margin level yang ditunjukan, semakin berbahaya posisi account trading anda karena nanti nya Anda akan mengalami Margin Call. Broker menggunakan margin level untuk menentukan apakah trader bisa membuka transaksi lagi atau tidak.

Setiap broker mempunyai limit berbeda dalam menentukan margin level, biasanya ada yang memberi margin level diangka 50% ataupun kurang dari itu. Limit inilah yang disebut dengan Margin Call Level

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

Hitungkan kekuatan dana trading anda melalui Margin Level, agar posisi trading Anda slalu terjaga dari Margin Call

Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI dengan Saya untuk memaksimalkan profit anda.

CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di +62 838.96.96.96.39

CARA MENGHITUNG PIPS

Saat kita ingin menghitung keuntungan dan kerugian saat bertrading, pasti kita akan menjumpai istilah Pip. Apa itu Pip dan bagaimana cara menghitung profit dan loss dari satuan Pips ke Dolar?

Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading. Akumulasi keuntugan dan kerugian yang dialami slama posisi berjalan mengikuti harga bisa dihitung dalam satuan Pip, atau secara Jamak Pips.

Satu poin pip nilainya bervariasi bergantung pada pasangan mata uang yang ditradingkan. Hitungan satu point untuk EUR/USD (1.2340) adalah angka ke 4 setelah titik 1, sedangkan satu point untuk USD/JPY (105.670) adalah angka ke 2 setelah titik dan untuk Gold (1325.60) satu point nya adalah angka pertama setelah titik.
Contoh :
EUR/USD 1.23400 sampai 1.23410 (1 pips)
USD/JPY 105.670 sampai 105.680 (1 pips)
XAU/USD 1325.60 sampai 1325.70 (1 pips)
Sebelum mulai menghitung pip, kita harus mengetahui terlebih dulu ukuran kontrak dalam trading. Trading forex tidak bisa dilakukan per satu Dolar, melainkan berdasarkan ukuran kontrak tertentu. Umumnya, ada tiga jenis kontrak:Kontrak standar: 1 lot = 100,000 unit (seratus ribu unit; jika kita bertrading dengan mata uang dasar Dolar AS, maka bisa disebut seratus ribu USD).
Kontrak mini: 1 lot = 10,000 unit (sepuluh ribu unit; jika kita bertrading dengan mata uang dasar Dolar AS, maka bisa disebut sepuluh ribu USD).
Kontrak mikro: 1 lot = 1,000 unit (seribu unit; jika kita bertrading dengan mata uang dasar Dolar AS, maka bisa disebut seribu USD).

Saat membuka akun di broker, trader akan menentukan type account trading. Setelah itu, jika akan bertransaksi, maka menggunakan hitungan lot, apakah akan membeli atau menjual 1 lot standar, 1 lot mini (0.1 lot), atau 1 lot mikro (0.01 lot).

MENGHITUNG PROFIT LOSS PAIR MAYOR
Pair Mayor adalah sebutan untuk pasangan mata uang dengan likuiditas dan volume trading tertinggi dalam forex. Pair Mayor selalu menyertakan Dollar AS sebagai base currency atau quote currency-nya. Berikut beberapa contoh menghitung profit forex dalam Pair Major :

Direct Pair
Direct Pair adalah pair mayor dengan USD sebagai quote currency : GBP/USD, EUR/USD, AUD/USD, dan NZD/USD

Indirect Pair
Indirect Pair adalah pair mayor dengan USD sebagai base currency : USD/JPY, USD/CHF, dan USD/CAD

Rumus Perhitungan:

Pip = Lot Size x Tick Size
Profit Loss =Selisih nilai tukar x Pips

Contoh:
Pair EUR/USD menunjukan harga 1.23450, maka 1 pipnya di lot trading standar bernilai.

Pip = 100,000 (lot standar) x 0.00010 = 10.
Jadi setiap pip pada EUR/USD dengan trading 1 lot standar bernilai $10.

Open Posisi Buy EUR/USD (1 lot) dengan harga 1.23450 lalu ditutup diharga 1.23600, selisih harga tersebut adalah 15 pips
Profit Loss = 15 pips x 10$ = $150

MENGHITUNG PROFIT LOSS PAIR GOLD
Untuk menghitung Profit & Loss trading emas, Anda cukup mengingat rumus Profit & lossnya yaitu :

Profit Loss = Selisih harga x Jumlah Lot x Contrac Size
(Contrac Size Emas adalah 100/troy ounce)

Contoh:
Anda mengambil posisi Sell XAUUSD (1lot) diharga 1350.00, kemudian ditutup diharga 1340.00 

Profit Loss= 10 x 1 lot x 100 = $1000

RECOMMENDATION FROM EXPERT :
Dengan memahami perhitungan pair, kita bisa meminimalisir resiko trading dengan menghitung profit dan loss saat trading

Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI dengan Saya untuk memaksimalkan profit anda.

CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di +62 838.96.96.96.39

Strategi trading Follow the Trend

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Teknikal
Published : November 20, 2020

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan
yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..
Mengetahui trend sangat diperlukan oleh para trader karena dengan trend seorang trader bisa menentukan strategi trading apa yang sebaiknya dilakukan dalam mengambil keputusan trading. Setelah mengetahui prinsip-prinsip dasar dari analisa teknikal, trader kemudian akan dikenalkan dengan trend. Mengetahui trend sangat diperlukan oleh para trader karena dengan trend seorang trader bisa menentukan strategi trading apa yang sebaiknya dilakukan dalam mengambil keputusan trading.

Trend digunakan untuk memantau kecenderungan pasar untuk bergerak ke suatu arah dari waktu ke waktu (Bullish atau bearish). Bisa dikatakan bahwa trend adalah suatu pergerakan yang menunjukkan ke arah mana harga suatu instrumen keuangan (forex, saham, dan komoditas) bergerak.

Terdapat beberapa ungkapan yang menunjukkan betapa pentingnya mengetahui trend, yaitu;
  • Don’t fight the trend
  • Just follow the trend
  • Trend is your friend
Kali ini yang akan kita bahas adalah Just follow the trend sebagai acuan dalam melakukan trading. Trading dengan metode Trend-Following (mengikuti tren) berarti seseorang menganalisis harga menggunakan perangkat analisis teknikal, menentukan apakah tren pasar sedang naik atau turun, kemudian menggunakannya sebagai dasar untuk memutuskan akan menjual (Sell) atau membeli (Buy). Bagi pelaku trading metode Trend-Following, baik dalam trading saham maupun Forex: tren naik merupakan kesempatan untuk Buy, sedangkan tren turun merupakan kesempatan untuk Sell.

Tips Ampuh Untuk Trading Metode Trend-Following
Namun, trading dengan metode Trend-Following ini tidaklah mudah. Ketika melihat chart saja, trader pemula biasanya bingung, “Di chart H1, harganya naik. Tapi chart D1, harganya turun. Jadi, tren-nya naik atau turun?” Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, trader pengguna metode Trend-Following ini perlu memutuskan dua hal penting sebelum mulai trading, yaitu:

1. Perangkat analisis teknikal yang digunakan?
Diantara indikator-indikator populer untuk metode Trend-Following terdapat Moving Averages, MACD, Relative Strength Index (RSI), dan On Balance Volume (OBV). Akan tetapi, sebagian trader juga memilih untuk trading tanpa indikator. Alih-alih indikator teknikal, mereka hanya menggambar Trend Line pada chart, atau menganalisa bentuk-bentuk Candlestick yang muncul pada chart saja. Mana yang lebih baik? Cara manapun yang Anda pilih, baik dengan atau tanpa indikator, keduanya sama-sama bisa sukses asalkan Anda sungguh menguasainya.

2. Tren akan dilihat pada time frame apa?
Kebanyakan trader akan melihat chart pada timeframe yang lebih besar sebagai referensi, kemudian menengok chart pada timeframe lebih kecil untuk eksekusi trading. Bagi trader harian, timeframe referensi biasanya H4, kemudian eksekusi pada timeframe H1. Apabila timeframe H4 menunjukkan tren naik, sedangkan H1 malah menurun, maka hal ini bisa jadi ada indikasi pembalikan harga, atau sekedar koreksi sebentar dan harga akan naik lagi. Hal ini perlu dinilai berdasarkan indikator teknikal atau Candlestick yang muncul pada chart.
Dua hal itu merupakan dasar-dasar dari metode Trend-Following yang perlu dipahami setiap trader. Namun, hanya dua itu saja tidak akan bisa membuat Anda sukses. Ada satu tips ampuh untuk trading Trend-Following yang harus dipahami juga, yaitu: “buy dips in uptrends and sell rallies in downtrends”. Artinya, dalam metode Trend-Following, Anda disarankan agar melakukan Buy saat harga yang melaju dalam tren naik sedang terkoreksi turun, dan lakukan Sell ketika harga yang merosot dalam tren turun sedang berbalik naik sejenak. Berikut ini contohnya:

Sebagaimana Anda ketahui, harga tak lurus terus sampai ke puncak tertinggi, juga tidak lurus turun terus sampai ke level terendah. Diantara level tertinggi dan terendah, harga akan bergerak seperti zig-zag, meski ada tren tertentu yang dituju. Karenanya, tak perlu menungggu hingga harga naik sampai ke puncaknya baru lakukan Sell, juga tak perlu menunggu hingga harga turun sampai ke level terendah baru lakukan Buy. Justru, dalam metode Trend-Following, yang benar adalah memanfaatkan peluang trading ketika sebuah tren besar sedang terkoreksi.
Untuk menemukan titik-titik koreksi ini, Anda dapat memanfaatkan indikator Oscillator, misalnya RSI atau Channel. Misalnya ketika tren secara umum turun, tetapi RSI sudah oversold, maka itu berarti waktunya harga terkoreksi naik. Ketika RSI sudah mulai berbalik turun, itu merupakan peluang bagi Anda untuk Sell. Alternatif lain, Anda dapat menggambar dua garis sejajar yang mengapit harga dalam tren menurun hingga menyerupai saluran pipa (Channel). Ketika harga mencapai garis teratas, maka kemungkinan akan berbalik turun hingga garis terbawah, sehingga itu merupakan peluang untuk Sell juga.

candlestick patterns

16 pola candlestick patterns yang harus diketahui setiap trader
Pola candlestick digunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga di masa depan. Temukan 16 pola candlestick yang paling umum dan bagaimana Anda dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi peluang perdagangan.

Apa itu candlestick?
Candlestick adalah cara menampilkan informasi pergerakan harga suatu aset. Grafik candlestick adalah salah satu komponen analisis teknikal yang paling populer, memungkinkan trader menafsirkan informasi harga dengan cepat dan hanya dari beberapa batang harga.

Artikel ini berfokus pada grafik harian, di mana setiap candlestick merinci perdagangan satu hari. Ini memiliki tiga fitur dasar:
  • Badan, yang mewakili rentang buka-tutup
  • Sumbu , atau bayangan, yang menunjukkan harga tertinggi dan terendah dalam satu hari
  • Warna yang menunjukkan arah pergerakan pasar – badan hijau (atau putih) menunjukkan kenaikan harga, sedangkan badan merah (atau hitam) menunjukkan penurunan harga


Seiring waktu, masing-masing candlestick membentuk pola yang dapat digunakan trader untuk mengenali level support dan resistance utama. Ada banyak sekali pola candlestick yang menunjukkan peluang dalam suatu pasar – beberapa di antaranya memberikan wawasan tentang keseimbangan antara tekanan beli dan jual, sementara yang lain mengidentifikasi pola kelanjutan atau keragu-raguan pasar.

Sebelum Anda memulai trading, penting untuk memahami dasar-dasar pola candlestickdan bagaimana pola tersebut dapat menginformasikan keputusan Anda.

Berlatihlah membaca pola candlestick
Cara terbaik untuk belajar membaca pola candlestick adalah dengan berlatih memasuki dan keluar perdagangan berdasarkan sinyal yang diberikannya. Anda dapat mengembangkan keterampilan Anda dalam lingkungan bebas risiko dengan membuka akun demo IG , atau jika Anda merasa cukup percaya diri untuk memulai perdagangan, Anda dapat membuka akun live hari ini.

Saat menggunakan pola candlestick apa pun, penting untuk diingat bahwa meskipun pola tersebut bagus untuk memprediksi tren dengan cepat, pola tersebut harus digunakan bersama dengan bentuk analisis teknis lainnya untuk mengonfirmasi tren secara keseluruhan. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang candlestick dan analisis teknis dengan kursus online IG Academy .

Enam pola candlestick bullish
Pola bullish dapat terbentuk setelah tren turun pasar, dan menandakan pembalikan pergerakan harga. Indikator ini merupakan indikator bagi trader untuk mempertimbangkan membuka posisi buy untuk mendapatkan keuntungan dari setiap lintasan naik.
Palu
Hammer 
Pola candlestick hammer terbentuk dari tubuh pendek dengan sumbu bawah yang panjang, dan ditemukan di bagian bawah tren menurun.

Hammer menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual pada siang hari, pada akhirnya tekanan beli yang kuat mendorong harga kembali naik. Warna badannya dapat bervariasi, tetapi palu hijau menunjukkan pasar bullish yang lebih kuat dibandingkan palu merah.
Inverted hammer
Pola bullish serupa adalah inverted hammer. Satu-satunya perbedaan adalah sumbu atas panjang, sedangkan sumbu bawah pendek.

Hal ini mengindikasikan adanya tekanan beli yang diikuti dengan tekanan jual yang tidak cukup kuat untuk mendorong harga pasar turun. Palu terbalik menunjukkan bahwa pembeli akan segera menguasai pasar.

Shooting star
The shooting star is the same shape as the inverted hammer, but is formed in an uptrend: it has a small lower body, and a long upper wick.

Usually, the market will gap slightly higher on opening and rally to an intra-day high before closing at a price just above the open – like a star falling to the ground.
Hanging man
Hanging man memiliki bentuk yang sama dengan palu terbalik, namun terbentuk dalam tren naik: ia memiliki tubuh bagian bawah yang kecil, dan sumbu atas yang panjang.

Biasanya, pasar akan mengalami gap sedikit lebih tinggi pada pembukaan dan naik ke level tertinggi harian sebelum ditutup pada harga tepat di atas harga pembukaan – seperti bintang yang jatuh ke tanah.
Bullish engulfing 
Pola bullish engulfing terbentuk dari dua candlestick. Lilin pertama adalah badan pendek berwarna merah yang seluruhnya ditelan oleh lilin hijau yang lebih besar.

Meskipun hari kedua dibuka lebih rendah dari hari pertama, pasar bullish mendorong harga naik, yang berpuncak pada kemenangan nyata bagi pembeli.
Bearish engulfing
Pola bearish engulfing terjadi di akhir tren naik. Lilin pertama mempunyai badan hijau kecil yang ditelan oleh lilin merah panjang berikutnya.
Ini menandakan puncak atau perlambatan pergerakan harga, dan merupakan tanda akan terjadinya penurunan pasar. Semakin rendah candle kedua, kemungkinan besar trennya akan semakin signifikan.
Piercing line
Piercing line juga merupakan pola dua batang, terdiri dari candle merah panjang, diikuti candle hijau panjang.

Biasanya terdapat gap turun yang signifikan antara harga penutupan candlestick pertama dan harga pembukaan candlestick hijau. Hal ini menunjukkan adanya tekanan beli yang kuat, karena harga terdorong naik hingga atau di atas harga tengah hari sebelumnya.
Morning star
Pola candlestick Morning star
 dianggap sebagai tanda harapan dalam tren turun pasar yang suram. Ini adalah pola tiga batang: satu candle bertubuh pendek antara warna merah panjang dan hijau panjang. Secara tradisional, 'Morning star
' tidak akan tumpang tindih dengan badan yang lebih panjang, karena kesenjangan pasar baik pada pembukaan maupun penutupan.

Ini menandakan bahwa tekanan jual pada hari pertama mereda dan pasar bullish akan segera terjadi.
Three white soldiers
Pola Three white soldiers terjadi selama tiga hari. Ini terdiri dari candle hijau (atau putih) panjang berturut-turut dengan sumbu kecil, yang dibuka dan ditutup secara progresif lebih tinggi dari hari sebelumnya.

Ini adalah sinyal bullish yang sangat kuat yang terjadi setelah tren turun, dan menunjukkan peningkatan tekanan beli yang stabil.


Evening star
Evening star adalah pola tiga candlestick yang setara dengan bullish Morning Star. Bentuknya berupa candle pendek yang diapit di antara candle hijau panjang dan candlestick merah besar.

Ini menunjukkan pembalikan tren naik, dan sangat kuat ketika candlestick ketiga menghapus kenaikan candlestick  pertama.
Three black crows
Pola candlestick Three black crows terdiri dari tiga candlestick merah panjang berturut-turut dengan sumbu pendek atau tidak ada sama sekali. Setiap sesi dibuka dengan harga yang sama dengan hari sebelumnya, namun tekanan jual mendorong harga semakin rendah pada setiap penutupan.

Trader menafsirkan pola ini sebagai awal dari tren turun bearish, karena penjual telah mengambil alih posisi pembeli selama tiga hari perdagangan berturut-turut.
Dark cloud cover
Pola candlestick 
Dark cloud cover  menunjukkan pembalikan bearish – awan hitam menutupi optimisme hari sebelumnya. candlestick ini terdiri dari dua candlestick: candlestick merah yang dibuka di atas badan hijau sebelumnya, dan ditutup di bawah titik tengahnya.

Ini menandakan bahwa penurunan telah mengambil alih sesi ini, mendorong harga turun tajam. Jika sumbu candle pendek, hal ini menunjukkan bahwa tren turun sangat menentukan.
Four continuation candlestick patterns
Jika pola candlestick tidak menunjukkan perubahan arah pasar, maka pola tersebut disebut pola kelanjutan. Hal ini dapat membantu trader untuk mengidentifikasi periode istirahat di pasar, ketika ada keragu-raguan pasar atau pergerakan harga netral.
Doji

Ketika harga buka dan tutup pasar hampir berada pada titik harga yang sama, candlestick menyerupai tanda silang atau tanda tambah – trader harus memperhatikan tubuh yang pendek hingga tidak ada, dengan sumbu yang panjangnya bervariasi.

Doji

Pola doji ini menunjukkan pertarungan antara pembeli dan penjual yang tidak menghasilkan keuntungan bersih bagi kedua belah pihak. Doji sendiri merupakan sinyal netral, namun dapat ditemukan dalam pola pembalikan seperti bintang pagi yang bullish dan bintang malam yang bearish.

spinning top

Pola candlestick spinning top memiliki badan pendek yang berpusat di antara sumbu dengan panjang yang sama. Pola ini menunjukkan keragu-raguan di pasar, sehingga tidak terjadi perubahan harga yang berarti: tren naik menaikkan harga, sementara tren turun mendorong harga lebih rendah lagi. Spinning top sering diartikan sebagai periode konsolidasi, atau istirahat, setelah tren naik atau turun yang signifikan.
Spinning top sendiri merupakan sinyal yang relatif tidak berbahaya, namun bisa diartikan sebagai pertanda akan terjadinya sesuatu yang menandakan bahwa tekanan pasar saat ini mulai kehilangan kendali.
Spinning top
Pola formasi tiga metode digunakan untuk memprediksi kelanjutan tren saat ini, baik bearish maupun bullish.
Falling three methods
Pola bearish disebut dengan 'tiga metode menurun'. Bentuknya terdiri dari badan merah panjang, diikuti oleh tiga badan kecil berwarna hijau, dan badan merah lainnya – candle hijau semuanya berada dalam kisaran badan bearish. Hal ini menunjukkan kepada para trader bahwa tren naik tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk membalikkan tren.
Rising three methods
Hal sebaliknya berlaku untuk pola bullish, yang disebut pola candlestick 'rising three method'. Ini terdiri dari tiga warna merah pendek yang diapit dalam kisaran dua warna hijau panjang. Pola tersebut menunjukkan kepada para trader bahwa, meskipun ada tekanan jual, pembeli tetap mempertahankan kendali atas pasar.












Teori Elliott Wave: Apa Itu dan Bagaimana Menggunakannya

Elliott Wave: Apa Itu dan Bagaimana Menggunakannya
Apa Teori Gelombang Elliott?

Teori Elliott Wave dalam analisis teknikal menggambarkan pergerakan harga di pasar keuangan. Dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott, ia mengamati pola gelombang fraktal berulang yang diidentifikasi dalam pergerakan harga saham dan perilaku konsumen. Investor yang mendapatkan keuntungan dari tren pasar digambarkan sebagai investor yang mengendarai gelombang.


POIN PENTING
  • Teori Elliott Wave adalah analisis teknis pola harga yang berkaitan dengan perubahan sentimen dan psikologi investor.
  • Teori ini mengidentifikasi gelombang impuls yang membentuk pola dan gelombang korektif yang menentang tren yang lebih besar.
  • Setiap rangkaian gelombang berada dalam rangkaian gelombang lain yang mengikuti impuls atau pola korektif yang sama, yang digambarkan sebagai pendekatan fraktal dalam berinvestasi.
Memahami Teori Elliott Wave
Teori Elliott Wave dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott pada tahun 1930an. Dia mempelajari grafik per jam dan 30 menit buatan sendiri selama 75 tahun di berbagai indeks . Teorinya menjadi terkenal pada tahun 1935 ketika Elliott membuat prediksi luar biasa tentang pasar saham terbawah dan telah menjadi bahan pokok bagi ribuan manajer portofolio , pedagang, dan investor swasta.1

Elliott menetapkan aturan untuk mengidentifikasi, memprediksi, dan memanfaatkan pola gelombang dalam buku, artikel, dan surat yang dirangkum dalam Masterworks RN Elliott , yang diterbitkan pada tahun 1994. Elliott Wave International adalah perusahaan analisis keuangan dan peramalan pasar independen terbesar yang didasarkan pada analisis dan peramalan pasar. pada model Elliott.1

Polanya tidak memberikan kepastian tentang pergerakan harga di masa depan namun membantu menentukan kemungkinan aksi pasar di masa depan. Indikator ini dapat digunakan dengan bentuk analisis teknis lainnya, termasuk indikator teknis .1

Bagaimana Gelombang Elliott Bekerja
Beberapa analis teknikal mendapat untung dari pola gelombang di pasar saham dengan menggunakan Teori Elliott Wave. Teori tersebut berasumsi bahwa pergerakan harga saham dapat diprediksi karena bergerak dalam pola naik dan turun yang berulang yang disebut gelombang yang diciptakan oleh psikologi atau sentimen investor.

Teori ini bersifat subyektif dan mengidentifikasi dua jenis gelombang yang berbeda: gelombang motif atau impuls, dan gelombang korektif. Analisis gelombang tidak sama dengan templat untuk mengikuti instruksi. Analisis gelombang menawarkan wawasan tentang dinamika tren dan membantu investor memahami pergerakan harga.

Gelombang impuls dan korektif disarangkan dalam fraktal yang serupa untuk menciptakan pola yang lebih besar. Misalnya, grafik satu tahun mungkin berada di tengah gelombang korektif, namun grafik 30 hari mungkin menunjukkan gelombang impuls yang sedang berkembang. Seorang trader dengan interpretasi gelombang Elliott ini mungkin memiliki pandangan bearish jangka panjang dengan pandangan bullish jangka pendek .

Gelombang Impuls
Gelombang impuls terdiri dari lima sub-gelombang yang membuat pergerakan bersih searah dengan tren derajat terbesar berikutnya. Pola ini merupakan motif gelombang yang paling umum dan paling mudah dikenali di pasar. Terdiri dari lima sub-gelombang, tiga di antaranya merupakan gelombang motif. Dua adalah gelombang korektif.
  • Gelombang 2 tidak dapat menelusuri kembali lebih dari awal Gelombang 1
  • Wave 3 tidak bisa menjadi wave terpendek dari tiga impuls wave, 1, 3, dan 5
  • Gelombang 4 tidak tumpang tindih dengan wilayah harga Gelombang 1
  • Gelombang 5 harus diakhiri dengan divergensi momentum2
Jika satu aturan dilanggar, strukturnya bukanlah gelombang impuls. Trader perlu memberi label ulang pada dugaan gelombang impulsif.

Gelombang Korektif
Gelombang korektif , disebut gelombang diagonal, terdiri dari tiga, atau kombinasi tiga sub-gelombang yang membuat pergerakan bersih ke arah yang berlawanan dengan tren derajat terbesar berikutnya. Tujuannya adalah menggerakkan pasar ke arah tren.
  • Gelombang korektif terdiri dari 5 sub-gelombang.
  • Diagonalnya terlihat seperti irisan yang melebar atau menyusut.
  • Sub-gelombang diagonal mungkin tidak berjumlah lima, tergantung pada jenis diagonal yang diamati.
  • Setiap sub-wave dari diagonal tidak pernah sepenuhnya menelusuri kembali sub-wave sebelumnya, dan sub-wave 3 dari diagonal mungkin bukan wave terpendek.
Teori Elliot Wave vs. Indikator Lainnya
Elliott menyadari bahwa deret Fibonacci menunjukkan jumlah gelombang dalam impuls dan koreksi. Hubungan gelombang harga dan waktu juga biasanya menunjukkan rasio Fibonacci , seperti 38% dan 62%. Misalnya, wave korektif mungkin memiliki retrace sebesar 38% dari dorongan sebelumnya.1
Grafik Osilator Elliott Wave.

Analis lain telah mengembangkan indikator yang terinspirasi oleh prinsip Elliott Wave, termasuk Elliott Wave Oscillator Chart. Osilator menyediakan metode terkomputerisasi untuk memprediksi arah harga di masa depan berdasarkan perbedaan antara rata-rata pergerakan lima periode dan 34 periode . Sistem kecerdasan buatan Elliott Wave International, EWAVES, menerapkan semua aturan dan pedoman gelombang Elliott pada data untuk menghasilkan analisis gelombang Elliott otomatis.3

Apa Teori Gelombang Elliott?
Dalam analisis teknikal, teori Elliott Wave melihat tren jangka panjang dalam pola harga dan kesesuaiannya dengan psikologi investor. Pola harga atau 'gelombang' ini bergantung pada aturan yang dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott pada tahun 1930an. Mereka mengidentifikasi dan memprediksi pola gelombang dalam pasar saham dan membantu memprediksi pergerakan di masa depan.1

Bagaimana Cara Kerja Gelombang Elliott?
Berdasarkan Teori Gelombang Elliott, harga pasar akan bergantian antara fase impulsif dan fase korektif. Impuls selalu dibagi menjadi himpunan 5 gelombang derajat rendah, bergantian lagi antara sifat motif dan korektif, sehingga gelombang 1, 3, dan 5 adalah impuls, dan gelombang 2 dan 4 merupakan penelusuran ulang yang lebih kecil dari gelombang 1 dan 3.2

Bagaimana Anda Berdagang Menggunakan Teori Elliott Wave?
Jika seorang pedagang melihat suatu saham bergerak ke atas pada gelombang impuls, mereka mungkin akan mengambil posisi beli hingga menyelesaikan gelombang kelima. Mengantisipasi pembalikan, pedagang mungkin akan menjual sahamnya. Yang mendasari teori perdagangan ini adalah gagasan bahwa pola fraktal muncul kembali di pasar keuangan. Dalam matematika, pola fraktal berulang dalam skala tak terbatas.

Garis bawah
Teori Gelombang Elliott dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott. Ini memberikan analisis teknis pola harga yang berkaitan dengan sentimen dan psikologi investor. Teori ini mengidentifikasi gelombang impuls yang membentuk pola dan gelombang korektif yang menentang tren yang lebih besar. Asumsinya adalah pergerakan harga saham dapat diprediksi karena pergerakannya mengikuti pola naik dan turun yang berulang.

Koreksi—27 Juli 2023: Artikel ini telah diubah untuk menyatakan bahwa gelombang impuls ketiga tidak akan pernah menjadi gelombang terpendek dari Gelombang 1, 3, dan 5. Artikel ini juga sebelumnya salah menyatakan bahwa Gelombang 4 tidak dapat melampaui gelombang ketiga kapan pun. . Isinya telah direvisi untuk menyatakan bahwa Gelombang 4 tidak tumpang tindih dengan wilayah harga Gelombang 1 menurut Teori Elliott Wave.
DISPONSORI

Berdagang saat bepergian. Dimanapun, Kapanpun
Salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia siap melayani Anda. Nikmati biaya yang kompetitif dan dukungan pelanggan khusus sambil berdagang dengan aman. Anda juga akan memiliki akses ke alat Binance yang semakin memudahkan Anda dalam melihat riwayat perdagangan, mengelola investasi otomatis, melihat grafik harga, dan melakukan konversi tanpa biaya. Buat akun secara gratis dan bergabunglah dengan jutaan pedagang dan investor di pasar kripto global.

kamus porex

Rising wedge
wave analysis trading
Margin
leverage
Fair
Currency/Currency pair
Spreak
Swav
Broker
Bandar
Support dan Resistance ( S N R )
Rejek
Break out
Strategi
Elliott Wave

Analisa Teknikal Forex

Belajar Analisa Teknikal
Analisa teknikal adalah cara menganalisa pergerakan harga aset di pasar finansial menggunakan perangkat statistik seperti grafik dan rumus matematis. Tujuan belajar analisa teknikal yaitu agar trader dapat menilai kondisi pasar saat ini berdasarkan histori harga di masa lampau, sekaligus memberikan gambaran atau prediksi tentang pergerakan pasar di masa depan. 

Dahulu, trader melakukan perhitungan yang mengkombinasikan grafik (chart) dan rumus matematis secara manual, tetapi kini analisa teknikal bisa dilakukan dengan lebih mudah. Umumnya, platform trading online telah dilengkapi dengan fitur untuk menampilkan pergerakan harga dalam berbagai jenis grafik, sekaligus bermacam-macam indikator teknikal sebagai alat bantu analisa. 

Prinsip Dasar Analisa Teknikal 
  • Analisa teknikal termasuk dalam dua jenis analisa forex yang paling umum digunakan trader. Jenis analisa lainnya adalah analisa fundamental yang berupaya menganalisa nilai suatu mata uang berdasarkan kondisi ekonomi negara asalnya, situasi pasar finansial, atau berita dan rumor lainnya yang beredar. Berbeda dengan analisa fundamental, analisa teknikal didasarkan pada tiga prinsip: Market Price Discount Everything, artinya: harga yang terlihat pada grafik (chart) telah menggambarkan semua faktor yang mempengaruhi pasar. 
  • Price Moves in Trend, artinya: harga tidak bergerak secara acak, melainkan selalu membentuk suatu pola tertentu (trend) yang akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola pergerakan ini berhenti dan berganti. 
  • History Repeats Itself, artinya: ada kecenderungan kuat bahwa perilaku para pelaku pasar di masa kini akan memberikan reaksi yang sama dengan para pelaku pasar di masa lalu, dalam menyikapi berbagai informasi yang mempengaruhi pasar; sehingga motif pergerakan yang dahulu pernah terjadi, bisa terulang lagi.
Komponen Analisa Teknikal
Analisa teknikal mengandung sejumlah komponen penting. Komponen-komponen ini wajib diketahui oleh semua trader forex: 

1. Grafik Harga (Chart) 
Grafik harga menunjukkan nilai tukar dua mata uang dan terus bergerak dari waktu ke waktu. Ada tiga model grafik harga yang umum digunakan dalam analisa teknikal, yaitu grafik garis (Line Chart), grafik batang (Bar Chart), dan grafik lilin (Candlestick Chart). Diantara ketiganya, yang paling populer di Indonesia adalah grafik Candlestick seperti yang nampak pada gambar pergerakan harga GBP/USD (Pounds/Dolar AS) di bawah. 

2. Indikator Teknikal 
Agar pergerakan harga yang ditunjukkan oleh grafik di atas dapat dianalisa, maka dibutuhkan indikator teknikal. Indikator teknikal ini banyak sekali jenisnya, tetapi semua memiliki kesamaan, yaitu memungkinkan trader untuk memaknai pergerakan harga saat ini sehingga dapat memunculkan prediksi untuk pergerakan harga di masa depan. 

Karena banyaknya indikator teknikal di dunia, bahkan hingga ratusan, maka setiap trader bisa menggunakan indikator yang berbeda. Namun, ada sejumlah indikator yang umum digunakan, antara lain Moving Average (MA) dan Relative Strenth Index (RSI). Contohnya pada gambar di bawah ini, grafik GBP/USD yang telah dipasang indikator teknikal berupa MA dan RSI. 

Dari kondisi indikator teknikal tersebut, dapat dipahami bahwa harga pada GBP/USD sedang mengalami bearish (tren harga menurun) dan trader memiliki peluang untuk "Sell". Bagaimana bisa menyimpulkan itu? Karena pergerakan harga berada di bawah garis MA; sedangkan RSI menurun, tetapi belum mencapai titik 30.0. Nantinya, jika RSI sudah mencapai 30.0, maka itu boleh jadi momen untuk "Buy" GBP/USD, karena menandai perubahan pergerakan di pasar. 

Belajar analisa teknikal berarti harus memahami cara menggunakan indikator-indikator seperti Moving Average dan RSI. Akan tetapi, analisa teknikal dan indikator tidaklah 100% pasti tepat. Kondisi pasar bisa berubah-ubah sewaktu-waktu dan tak seorang pun di dunia dapat mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Oleh karena itu, hasil analisa teknikal maupun analisa fundamental merupakan "perkiraan", dan trader harus selalu siap untuk menghadapi kemungkinan salah prediksi. 

3. Teknik Atau Metode Analisa Teknikal 
Kombinasi antara MA dan RSI untuk menyusun keputusan trading forex seperti dalam contoh di atas, merupakan bagian dari teknik atau metode analisa teknikal. Jadi, dalam analisa teknikal, sekedar ada grafik dan indikator saja tidak cukup. Trader forex bisa membuat teknik atau metode analisa sendiri, berdasarkan satu jenis indikator, kombinasi banyak indikator, atau digabungkan dengan teknik-teknik khusus seperti Fibonacci, Retracement dan Reversal, Elliott Wave, dan lain sebagainya. 


Reversal Pattern

Pengertian Reversal Pattern
Reversal pattern adalah suatu pola yang mengisyaratkan akan adalanya pembalikan arah tren. Jika pada saat uptrend atau downtrend kemudian pola ini muncul, maka diperkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah tren sebelumnya.
Pola Double Top dan Double Bottom
Kenali Perbedaan Pola Double Top dan Double Bottom
Anda akan memahami kata top sebagai puncak dan bottom sebagai lembah. Dengan demikian, double top artinya adalah dua puncak. Sedangkan double bottom artinya adalah dua lembah.

Pola double top dan double bottom memang terlihat seperti dua puncak dan dua lembah yang berdampingan. Kedua pola ini cukup mudah dikenali dan juga memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Double Top
Gambar diatas adalah ilustrasi dari pola double top. Pola ini biasanya muncul di ujung uptrend dan memiliki indikasi bearish. Perhatikan bahwa ada enam titik yang ditandai pada gambar tersebut. Anda bisa mengatakan bahwa ada potensi akan terbentuk pola double top jika harga telah bergerak turun dari titik (3).

Ingat, baru potensi.

Ketika titik (4) tembus, barulah Anda bisa mengatakan bahwa pola double top sudah terbentuk. Dengan kata lain, terkonfirmasi. Perhatikan pula bahwa konfirmasi double top ini sebenarnya adalah tembusnya garis base.

Jika pola tersebut sudah ter-konfirmasi, maka pergerakan harga selanjutnya adalah potensial bearish. Gambar panah menunjukkan potensi jauhnya potensi bearish yang mungkin terjadi. Jarak yang mungkin akan ditempuh pergerakan harga adalah sejauh level puncak ke base.

Jadi, jika misalnya jarak antara level puncak ke base adalah 100 pips, maka harga akan berpotensi turun 100 pips juga setelah base ditembus. Namun ada kalanya pullback akan terjadi kembali ke area base sebelum target pergerakan bearish tecapai.

Biasanya, pullback berpotensi akan terjadi ketika harga sudah "setengah jalan" menuju target. Jika seandainya target pergerakan adalah 100 pips, maka biasanya pullback akan berpotensi terjadi ketika harga sudah turun sekitar 50 – 60 pips setelah base tembus.

Namun jika pullback yang terjadi "kebablasan" hingga tembus lagi ke atas base, maka pola ini dikatakan sudah tidak valid lagi atau fail (gagal).
Double Bottom


Double bottom secara sederhana adalah kebalikan dari double top. Pola ini biasa muncul di ujung downtrend dan memiliki indikasi bullish. Ketika base tembus dan pola ini terkonfirmasi, maka harga berpotensi bullish.

Cara memperkirakan target peregerakan bullish-nya sama persis dengan double top, hanya saja arahnya ke atas. Double bottom dikatakan fail jika pullback yang terjadi berlanjut hingga tembus kembali ke bawah base.

Pola Triple Top & Triple Bottom
Kenali Pola Triple Top & Triple Bottom
Kedua pola ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan double top dan double bottom. Hanya saja, triple top memiliki tiga puncak, dan triple bottom memiliki tiga lembah.

Cara mengenali konfirmasinya pun sama, yaitu tembusnya garis base. Demikian juga dengan cara memperkirakan target pergerakan setelah pola tersebut terkonfirmasi.

Di bawah ini adalah ilustrasi dari triple top dan triple bottom.



Dari kedua gambar di atas terlihat bahwa ada kemungkinan pullback akan terjadi ke base dari titik (7). Namun perlu diingat bahwa pullback semacam ini (meskipun cukup sering) tidak selalu terjadi. Selalu, jika base tembus lagi pada saat pullback.

Catatan: 
Ketiga titik lembah atau puncak tidak harus berada pada level yang sama persis, namun perbedaannya juga tidak boleh terlalu signifikan.

Dengan kata lain, jika dilihat sekilas, ketiga titik lembah tersebut terlihat selevel. Demikian juga pada pola double top dan double bottom, level puncak dan lembahnya tidak harus sama persis.

Jangan Keliru, Inilah Bedanya Head and Shoulders & Inverse Head and Shoulders

Pola ini juga merupakan pola reversal yang cukup populer karena akurasinya yang cukup tinggi. Dinamakan head and shoulders karena memang bentuk polanya seolah-olah membentuk kepala dan bahu.

Terkadang pola ini sering di-salahpersepsikan sebagai triple top atau triple bottom, namun ada faktor kunci yang membedakan pola ini dengan triple top atau triple bottom.

Pola Head and Shoulders
Mari kita perhatikan pola dasar head and shoulders di bawah ini:


Kalau Anda perhatikan dengan seksama, terlihat bahwa titik (3) pola ini lebih tinggi daripada titik (1) dan (5). Pada pola triple top, ketiga titik ini cenderung selevel. Titik puncak yang lebih tinggi itulah yang menjadi head-nya, sementara titik (1) dan (5) adalah titik shoulders-nya.

Pola head and shoulders ini menjadi pola reversal bearish jika muncul di ujung sebuah uptrend. Konfirmasinya adalah ketika garis neckline sudah tembus (titik ke-6).

Jika pola ini sudah terkonfirmasi, maka harga cenderung akan bergerak turun sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Pada gambar di atas, direpresentasikan dengan panah merah.

Pullback juga sering (meskipun tidak selalu) terjadi kembali ke area neckline sebelum harga kembali bergerak turun untuk mencapai target pergerakan harga. Pola ini dikatakan fail jika pullback terjadi hingga tembus ke atas neckline.

Inverse Head and Shoulders
Kebalikan dari pola head and shoulders adalah pola inverse head and shoulders. Pola ini merupakan pola reversal bullish yang biasanya muncul di ujung sebuah downtrend. Konfirmasinya sama persis dengan head and shoulders.

Jika pola ini sudah terkonfirmasi, maka harga cenderung akan bergerak naik sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Gambar di bawah ini akan membantu untuk menjelaskan pola inverse head and shoulders:





Nilai kontrak Lot

Cara kerja trading emas online

Umumnya, harga emas ini mengikuti harga global dari bursa pasar komoditas emas terbesar di dunia yaitu New York Mercantile Exchange yang berada di Amerika, atau mengikuti harga dari LOCO London.

Harga emas ini dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika (USD) dalam satuan yang disebut dengan "Troy Ounce" di mana satu Troy Ounce emas setara dengan 31,1 gram emas.

Sekarang, mari kita lihat chart (grafik) harga emas berikut ini untuk mengetahui bagaimana transaksi emas online dilakukan.
Berdasarkan grafik emas di atas, dapat kita lihat bahwa saat ini emas berada di area harga $1,720-an per troy ounce -- dan merupakan area yang cukup baik untuk membeli emas.

Ingat perhitungan emas ini adalah

1 Troy Ounce = 31,1 gram

100 Troy Ounce = 3110 gram = 3.1 Kg

Artinya, harga emas per gram adalah $1,720 dibagi 31,1 – yaitu sekitar $55.30.

Satuan yang dipakai dalam trading emas online biasanya sering disebut sebagai "lot" 

di mana 1 lot sama dengan 100 troy ounce (3,11 kilogram) emas.

Jika saat ini Anda membeli 1 lot emas dalam bentuk fisik di harga $1,720, maka transaksi Anda tersebut bernilai $1,720. Dengan asumsi 1 dollar saat ini adalah 14.000 rupiah, maka Anda perlu menyiapkan modal sebesar 24,080,000 rupiah untuk melakukan pembelian emas sebanyak 1 lot.

Berbeda dari trading emas konvensional (fisik), pada trading emas online Anda justru tidak perlu menyiapkan modal sebesar 2,41 miliar rupiah hanya untuk membeli emas sebanyak 1 lot, Kenapa?

Karena dalam trading emas online ada yang namanya leverage dan contract size. 

Apa Arti Margin Dalam Trading

Margin pada trading membuat investasi forex dapat dilakukan dengan uang riil yang nilainya lebih rendah dari ukuran transaksinya.

Margin pada trading adalah istilah yang digunakan untuk trading dengan modal pinjaman. Hal ini menarik karena adanya fakta bahwa investasi forex dapat dilakukan dengan uang riil yang nilainya lebih rendah dari ukuran transaksinya. Selain itu, trader dapat membuka posisi (open position) yang lebih besar dengan modal yang lebih kecil.

Margin pada trading di pasar Forex diukur dalam satuan nilai. Kata "satuan" merujuk pada nilai transaksi, misalnya $100,000 yang dengan sistem trading margin dapat ditransaksikan dengan dana lebih kecil, misalnya 0.5% dari nilai aslinya, atau sekitar $500.

Hal tersebut bisa terjadi, karena trading forex tidak melibatkan mata uang secara fisik. Untuk bisa membeli atau menjual mata uang, Anda tidak perlu bertransaksi dengan uang sungguhan, melainkan hanya nilainya. Untuk bisa membuka suatu order, Anda cukup menyediakan uang yang diperlukan sebagai jaminan atas transaksi. Nah, jaminan itulah yang kemudian disebut sebagai margin dalam forex.

Hubungan Margin Dan Leverage
Jumlah jaminan atas transaksi tidak harus sesuai dengan nominal transaksi, karena trader forex bisa menggunakan leverage.

Leverage inilah yang mampu 'mengungkit' daya trading lebih tinggi dari kemampuan dana.

Bila Anda menggunakan leverage 1:100 
Maka Anda bisa membuka transaksi dengan ukuran 100 kali lipat lebih besar dari dana sesungguhnya. Dalam contoh di atas, dana $500 bisa dipakai untuk membuka transaksi 1 lot atau senilai $100,000, karena sebelumnya telah ditunjang dengan leverage 1:200

Balance $500
leverage 1 : 100 
Nilai kontrak = $100,000
(200 x 500 = 100,000).

Bearti dengan modal $500 bisa Entry dengan max 1 lot dengan harga $100,000

Jumlah margin bergantung pada besarnya leverage yang Anda gunakan. Semakin besar leverage maka semakin kecil pula margin yang Anda bayarkan sebagai jaminan atas transaksi. Untuk memperjelas pemahaman Anda, berikut ini tabel perbandingan leverage dan margin:
Cara Menghitung Margin Dalam Forex
Meski sudah bisa dilihat dari leverage yang digunakan, besaran margin yang diperlukan untuk membuka posisi trading bisa selalu berbeda-beda. Hal itu karena harga saat ini juga berperan dalam perhitungan margin. Jadi apabila Anda ingin mengetahui berapa tepatnya margin yang diperlukan untuk membuka posisi, maka hitunglah dengan rumus berikut:

Margin =
(Harga saat ini x ukuran lot x nilai kontrak) / leverage

Katakanlah Anda menggunakan leverage 1:200

dan hendak membeli

1 lot EUR/USD di harga 1.1242.
Nilai kontrak = 100,000

Maka besaran margin yang diperlukan untuk membuka posisi itu adalah:

Margin =
(1.1242 x 1 x 100,000) / 200 = $562.1

Selain menghitung secara manual, ada cara pintas yang lebih efektif untuk mengetahui ukuran margin per posisi, yakni melalui kalkulator margin forex.
Ukuran Margin Tidak Menjadi Penentu

Leverage tinggi memang bisa menghasilkan margin kecil. Namun demikian, bukan berarti margin kecil bisa dijadikan alasan memperbesar ukuran transaksi, agar profit yang didapat bisa semakin banyak. Anggapan itu tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar juga, karena Anda juga harus memperhitungkan faktor risiko.

Perumpamaannya seperti ini:
Trader A dan B sama-sama memiliki dana $5000. A menggunakan leverage 1:200, sedangkan B memakai 1:500. Ketika trader A hendak membuka posisi buy, ia merasa 1 lot saja cukup karena margin yang dibutuhkan sudah sebesar $500, atau 10% dari keseluruhan balance-nya. Sementara itu, trader B merasa 1 lot adalah ukuran yang terlalu kecil, karena dengan leverage 1:500, margin yang perlu ia siapkan cuma sebesar $200. Ia pun akhirnya mengambil 2.5 lot sehingga marginnya bernilai $500.

Walaupun margin trader A dan B sama, besar profit atau loss yang mereka hasilkan akan berbeda. Hal itu karena keuntungan dan kerugian dalam forex ditentukan oleh ukuran transaksi, bukan margin. Jadi dengan memperbesar lot trading karena merasa leverage-nya bisa menunjang ukuran transaksi yang lebih besar, trader B bukan hanya memperbesar peluang keuntungan, tapi juga meningkatkan risiko loss.

Jika nilai per pip 1 lot standard adalah $10, maka nilai untuk 2.5 lot adalah $25. Dalam skenario harga merosot sebanyak 100 pip, maka besar kerugian trader A hanya bernilai 100 x $10 = $1000, sedangkan trader B menderita rugi sebesar 100 x $25 = $2500 .

Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penggunaan leverage tinggi rawan disalahgunakan trader yang tidak benar-benar mengetahui risikonya. Sebabnya tidak lain adalah karena semakin tinggi leverage yang dipilih, maka semakin besar pula ukuran lot yang bisa ditransaksikan. Kesalahan trader pemula atau mereka yang hanya mengejar profit akan menganggap hal itu sebagai celah untuk memperbesar ukuran transaksi. Padahal, semakin besar ukuran yang digunakan, semakin besar pula nilai penurunan yang akan mengikis dana trader saat harga bergerak melawan posisi trading.

Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah leverage sebijak mungkin. Memilih leverage tinggi hanya karena ingin menggunakan ukuran transaksi yang besar dengan margin kecil nyatanya sangat berisiko. Margin kecil atau besar tidak menentukan besar profit atau loss, karena semua itu diukur dari seberapa besar ukuran transaksi Anda. Kesimpulannya, Leverage tinggi memang bisa memberikan banyak kesempatan, tetapi hanya pada trader yang dapat memanfaatkannya dengan bijak.

Jika disimpulkan dalam sebuah infografi, berikut adalah kesimpulan singkat mengenai margin dan leverage yang bisa Anda simpan