Strategi Masuk Pasar

Strategi Masuk Pasar Berdasarkan Breakout


SAM 26 Sep 2012
Dibaca Normal 6 Menit
Pernahkah Anda mendengar strategi masuk pasar dengan memanfaatkan Breakout? Artikel kali ini akan memberikan gambaran bagaimana strategi tersebut dilakukan.

Trading berdasarkan breakout (penembusan pada suatu level harga) bisa beresiko tinggi bila tidak dilakukan dengan tepat. Tulisan ini adalah pengalaman Sam Seiden, seorang trader, fund manager dan trainer tentang bagaimana ia menerapkan strategi masuk pasar breakout. Melalui strateginya ini, Sam berhasil melakukan trading dengan probabilitas profit cukup tinggi dan resiko yang sekecil mungkin.

Banyak trader yang emosional dengan strategi breakout sehingga strategi yang seharusnya sederhana dan profitable ini menjadi beresiko tinggi dan mengakibatkan stress.



Sebelum membahas strategi ini, penting diketahui bahwa ada dua unsur kunci dalam pasar forex, yaitu:

1. Mengapa harga bergerak?

Di sini, Anda harus memahami bahwa pergerakan harga dalam pasar forex terjadi pada level dimana penawaran dan permintaan (supply and demand) tidak seimbang. Trader yang telah berpengalaman bisa profit dengan konsisten karena ia bisa mengidentifikasi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam pasar, atau dengan kata lain ia tahu dimana posisi pembeli (buyer) dan penjual (seller) dalam pasar.

2. Siapakah yang membuka posisi berlawanan dengan Anda?

Secara sederhana, trading forex bisa digambarkan sebagai perpindahan sejumlah dana dari trader Loss ke trader yang menaruh posisi dengan benar (dan meraih profit). Trader yang telah meraih profit konsisten, sudah paham bahwa para trader pemula berada disisi lain dari trading mereka. Karena itulah, ada pemahaman "Follow the trend" alias jangan melawan market apabila dana Anda terbatas.

Tinjauan Logis Sebelum Trading Menggunakan Breakout

Setelah memahami 2 prinsip di atas, saatnya beralih pada chart dan mulai mempelajari kemungkinan apa saja yang bisa terjadi. Perhatikan area A pada gambar dibawah. A adalah area asal dimulainya gerak kenaikan harga (Rally/Uptrend) yang kuat. Kebanyakan trader dengan strategi Breakout akan masuk pasar setelah harga menembus area A.

Walaupun dalam trading forex tidak dibenarkan adanya anggapan bahwa harga sudah terlalu mahal atau terlalu murah, tetapi secara logika ketika harga bergerak menembus area A, terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran. Pada chart di atas, terlihat bahwa yang mendominasi pasar adalah buyer.

Trader yang telah berpengalaman menunggu hingga harga kembali ke area asalnya (area A). Momen itu terjadi pada titik C. Titik ini adalah level keseimbangan harga sebelumnya yang pernah terjadi, dan trader yang berpengalaman segera membuka posisi buy pada titik C ini.

Para trader berpengalaman tahu bahwa order Buy mereka akan mendapat perlawanan dari para trader pemula yang umumnya memasang posisi Sell pada titik C. Karena trader-trader pemula ini mengantisipasi momen dimana seharusnya permintaan melebihi penawaran seperti yang terjadi ketika harga menembus area A (Overbought), terjadilah pinbar dengan ekor bawah yang panjang.



(Baca Juga: Arti Overbought Dan Oversold Dalam Trading)

Setup Dalam Menggunakan Strategi Breakout

Untuk menemukan titik Entry menggunakan strategi breakout, Anda perlu mengetahui trend apa yang sedang berlangsung. Pada platform trading, Simple Moving Average merupakan indikator populer dan dapat diaplikasikan dengan mudah. Strategi Breakout ala Sam Seiden pun menggunakan indikator Moving Average. Berikut setup yang ia gunakan:
  • Identifikasi trend dengan indikator Simple Moving Average 20 period.
  • Langkah selanjutnya, cari dan temukan area dimana terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran, yaitu area asal terjadinya pergerakan harga (naik ataupun turun) yang kuat. 
  • Buat dua garis sejajar pada level atas dan level bawahnya sebagai tanda area keseimbangan harga. Untuk target profit (level reward), tetapkan titik tertinggi sebelum harga kembali ke area A pada titik C, dalam hal ini target profit bisa ditetapkan pada level B

Action Yang Diambil Ketika Masuk Pasar Berdasarkan Breakout

Setelah Anda menentukan besarnya ukuran lot (position size), Anda bisa open buy pada titik C dengan stop loss pada level dibawah garis area A. Untuk target profit, dapat dipasang pada level B.

Strategi masuk pasar berdasarkan breakout ini berlaku untuk semua time frame, walaupun tentu saja time frame yang lebih tinggi akan lebih akurat. Bila Anda terbiasa trading pada time frame rendah, sebaiknya area keseimbangan yang Anda buat dikonfirmasikan dengan time frame yang lebih tinggi. Selain itu, perhatikan juga gaya trading yang digunakan, apakah Scalper, Day Trader, atau Swing Trading.

Demikianlah strategi masuk pasar berdasarkan Breakout menurut Sam Seiden. Prinsipnya adalah kita harus memahami alasan di balik pergerakan harga serta peka dengan trend yang sedang berlangsung. Selain menggunakan cara di atas, Anda juga bisa mempelajari strategi trading sukses ala Kathy Lien yang menarik untuk dipraktekkan.

FAQ Strategi Breakout

Masih kesulitan dalam memahami strategi trading menggunakan teknik breakout? Beberapa rangkuman materi dengan modal pertanyaan dan jawaban berikut dapat digunakan sebagai referensi belajar.

Apa itu Strategi Trading Breakout di Forex?

Strategi breakout adalah kondisi di mana harga bergerak menembus level-level penting, seperti: Supply and Demand dan Support Resistance. Lazimnya, strategi trading breakout digolongkan sebagai salah satu metode trading subjektif karena level SnD atau SnR dari setiap trader bisa berbeda-beda.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Breakout?

Setelah terjadi breakout, biasanya akan diikuti dengan pergerakan harga yang masif. Kemudian, biasanya trader akan menyesuaikan breakout ini berdasarkan strategi masing-masing. Jika menggunakan strategi trend following, trader akan memanfaatkan momentum ini sebagai waktu entry. Sebaliknya, strategi counter trend akan melihat breakout sebagai sinyal exit.

Berapa Lama Masa Breakout akan Berlangsung?

Dalam hal ini, tidak ada trader yang bisa memastikan lama durasi breakout akan terjadi pada pasar forex. Oleh karananya, pada saat trading sangat direkomendasikan selalu menempatkan pengaman berupa stop-loss guna meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi.

Bagaimana Cara Mengetahui Breakout?

Mudahnya, untuk menemukan titik Entry menggunakan strategi breakout, trader perlu melakukan bebera hal, antara lain, identifikasi trend, menentukan area supply and demand, dan menarik garis penanda area SnD tersebut. Jika terjadi penembusan, artinya breakout sudah terjadi.


Time frame Apa yang Digunakan Untuk Strategi Breakout?

Strategi masuk pasar berdasarkan breakout ini dapat digunakan pada semua time frame, walaupun tentu saja time frame yang lebih tinggi akan memberikan akurasi yang jauh lebih tinggi. Jadi, bila trader terbiasa trading di time frame rendah, sebaiknya trader juga perlu melakukan konfirmasikan dengan time frame yang lebih tinggi.


Komentar[14]
New
Gunawan | 27 Aug 2014
sangat mudah sebenarnya. kuncinya cuma sabaar dan menunggu. kadang kita takut ketinggalan momen. yang terjadi malahan floating minusnya ga ketulungan. intinya sabar, sabar dan tunggu ..

M Singgih | 16 Aug 2015
@Gunawan:
Supaya minusnya masih ketulungan pakai stop loss Pak. Jangan pernah trading tanpa stop loss. Dari pengalaman saya kalau sering-sering begitu bisa cepat kena margin call. Pakai stop loss atau trailing stop

Aliferdian | 30 Sep 2014
maksudnya mungkin cari support yg kuat dulu kali ya sebelum open buy? kalau keburu open di A rasanya emang masih rawan dan belum ada sinyal yang valid buat menjamin harga tdk akan jatuh lagi melebihi posisi A itu. Tapi kalau sudah yakin di level itu harga berikutnya gagal menembusnya berarti itu emang sudah jadi support dan makanya bisa lebih baik open buy di area itu.

M Singgih | 16 Aug 2015
@Aliferdian:
Maksud penulisnya (Sam Seiden) memang begitu. Area support atau resistance dianggap area keseimbangan harga. Semakin sering harga ‘mampir’ di area tersebut maka semakin valid / kuat area tersebut.

Hamidan Sr | 6 Oct 2014
Tp nampakx kl ambil sinyal a profitx bs lbh bnyk lg tuh. seumpama sl diposisin d bwh hrg trndh dr candle sblmnya pst posisi bkl ttp aman walaupun hrg smpt drop di titik c. Dan lagian kl yg digunain cm ma itu sinyalx dah ckp valid, soalx hrg udh cross dr bawah ke atas ma. seumpama punya tmbhn indi lain dan trnyt nunjukin sinyal yg sama knp nggak langsung ja diambil ksmptn order di titik a? pnguatan uptren jg nggak ada yg tau, gmn kl trnyata breakoutx nggak sekuat itu dan order ditempatin diposisi yg telat?

M Singgih | 16 Aug 2015
@Hamidan Sr:
Menurut penulisnya (Sam Seiden) kita diminta untuk menunggu konfirmasi pada titik C. Area A dianggap sebagai area dimana harga sudah dianggap murah sehingga permintaan pada level harga di area ini cenderung meningkat (sentimen buy). Tanpa terjadi breakout pada area A kita tidak bisa menentukan area tersebut sebagai area support dimana sentimen buy pada area ini cenderung tinggi. Jadi entry buy ketika harga kembali ke area ini (C).

Evolve | 17 Oct 2014
edunn... setelah harga merosot sebanyak itu di C darimana kita bisa yakin penurunannya itu tdk akan berlanjut? apa dari price actionnya? sy kalau lihat inside bar paling tidak tunggu sampai candlestick ketiga muncul, dan memang bnar candlestick setelahnya itu ditutup di atas harga tertinggi inside bar. tapi tetap saja, masih akan sulit mengenali A sebagai area asal kalau trader tidak kepikiran untuk trading breakout. kalau ini diperjelas dengan indikator support dan resistance akan bisa lebih membantu tidak ya?

M Singgih | 16 Aug 2015
@Evolve:
Kalau dari analisa price action candle pada C itu adalah rejection pin bar oleh kurva sma 20, jadi mengisyaratkan bullish, tetapi mesti dikonfirmasi. Anda benar ada inside bar, dan level tertinggi mother bar belum ditembus, seharusnya sabar menunggu break mother bar-nya.

Tetapi penulis artikel ini (Sam Seiden) bukan penganut analisa price action melainkan penganut teori permintaan dan penawaran (supply and demand), jadi cara analisanya memang agak berbeda dengan price action.

Menurut Seiden area A itu memang area support, dan dari teori supply and demand kemungkinan besar akan terjadi bouncing dimana sentimen buy naik (permintaan meningkat).

Andra Sang Petualang | 24 Oct 2014
bagaimana mw mengonfirmasi breakout ditimeframe lebih tinggi? konfirmasix butuh waktu lama ndak? ini kira2 cocok ndak buat scalping? Tk

M Singgih | 16 Aug 2015
@Andra Sang Petualang:
Yang dikonfirmasi adalah level-level harga pada area A (area keseimbangan), apakah level-level tersebut pada time frame yang lebih tinggi juga merupakan level support, jika ya berarti area support A cukup kuat. Untuk scalping: kalau menurut saya kurang cocok. Untuk scalping lebih cocok menggunakan analisa formasi candle stick, price action dengan kombinasi indikator moving average dan oscillator (RSI, stochastic).

Asep Nugraha | 16 Nov 2014
Wah master...
Apa cukup nie trading breakout cuman ama SMA 20 aje?
Yg banyak diperhatiin buat ngonfirmasi breakout ada banyak kan bahkan sampe ke fibonacci pola candel & pola chart juga.
Bahkan yg dicantumin disini cuman satu jenis SMA. Cukup valid ya master kalau caranya cuman lihat posisi SMA sama tunggu harga balik ke area awal?
Ane kok rada sangsi, jangan2 ini sama sekali enggak cocok buat pemula.

M Singgih | 16 Aug 2015
@Asep Nugraha:
Kalau mau jujur saya juga kurang mantap kalau hanya menggunakan sma 20 aja. Penulis artikel ini (Sam Seiden) memang menggunakan kurva sma sebagai support dinamis sekaligus indikator arah trend. Ia lebih menekankan pada pengamatan level dan area keseimbangan dan kapan terjadi sentimen buy atau sell (permintaan atau penawaran yang dominan).

Ridho | 24 Aug 2021
Kalau untuk scalping cocok g ya..

Nugraha | 24 Aug 2021
seperti yang sudah diinfokan oleh Master
Untuk scalping menurut Master kurang cocok. Untuk scalping lebih cocok menggunakan analisa formasi candle stick, price action dengan kombinasi indikator moving average dan oscillator (RSI, stochastic)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar