Paul Rotter

Setelah sukses trading scalping, Paul Rotter beralih menjadi trader jangka panjang. Apa alasannya dan bagaimana kisah suksesnya sebagai trader?

Menjadi seorang trader sukses merupakan impian semua orang yang menggeluti dunia trading. Meskipun trading dinilai sulit, nyatanya banyak nama-nama trader sukses bermunculan.

Dari sekian banyak nama trader sukses, salah satunya ialah Paul Rotter. Paul Rotter pernah dijuluki sebagai scalper paling sukses di dunia. Namun sekarang ini, Rotter mulai beralih mengubah strateginya, dari yang semula bermetode jangka pendek menjadi trading jangka panjang. Strategi tersebut ia aplikasikan untuk mengelola investasi di perusahaan hedge fund-nya sendiri, Rotter Invest di Singapura.

Lantas, bagaimanakah kisah dari scalper sukses ini? 
Dan apa alasannya berhenti menjadi scalper?

Daftar Isi
Mengenal Sosok Paul Rotter
Pengguna Analisa Teknikal
Alasan Berhenti Menjadi Scalper
Rotter Dan Trading Forex
Menjadi Trader Jangka Panjang
Gaya Trading Paul Rotter
Tokoh Trader Panutan Paul Rotter
Tips Sukses Trading

Mengenal Sosok Paul Rotter
Seorang Paul Rotter dijuluki "The Most Successful Scalper" karena keberhasilannya bertrading seratus, dua ratus ribu, hingga satu juta kontrak dalam sehari. Meskipun fokus Rotter bukan di pasar forex, sosoknya juga terkenal di kalangan trader forex, terutama para pecinta scalping.
Mengutip wawancara Paul Rotter dengan Justin Pugsley di MahiFX, awal mula karirnya sebagai seorang trader dimulai sejak magang di sebuah bank Jerman di Munich.

Dalam masa magangnya itu, Rotter lebih banyak beraktivitas di trading room HypoVereinsbank di Munich yang kegiatan utamanya memasukkan eksekusi trading ke sistem komputer klien bank.

Tak lama kemudian, Rotter pindah ke Frankfurt untuk bekerja di Daiwa Securities sebagai trader junior sembari belajar trading. Pada saat itu, Rotter belum begitu berani untuk btrading sendiri.

Di awal karirnya sebagai trader, ia memulainya dengan bermain kontrak-kontrak kecil di DAX (Indeks Pasar Saham Jerman) selama 6 bulan, sebelum akhirnya pindah ke pasar obligasi.

Sebagai trader baru, Paul Rotter termasuk yang beruntung, sebab sejak awal ia sering mendapatkan profit meskipun tidak setiap hari. Menurutnya, hal ini disebabkan karena pasar trading saat itu lebih mudah daripada pasar sekarang. Saat di Daiwa, Rotter menggunakan strategi trading directional, di mana ia mentransaksikan aset dalam volume kecil yang memungkinkannya memiliki fleksibilitas waktu. Selain itu, ia juga mempunyai mentor. Namun karena mentor tersebut tidak benar-benar membimbingnya, Rotter lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar mandiri mengamati pasar.

Yang menarik, Rotter dan mentornya memiliki perbedaan konsep. Rotter lebih suka menelaah pasar dengan analisa teknikal, sementara mentornya penganut fundamental yang lebih condong mengikuti interpretasinya sendiri tanpa melihat indikator apa pun. Mentor Paul Rotter bertugas menjelaskan apa yang sedang dibeli pelaku pasar dan kapan ia harus keluar pasar. Satu hal yang dipelajari oleh Rotter dari sang mentor ialah mengenai psikologi pasar dan bagaimana cara memahaminya.

Sebagao scalper, Rotter merupakan tipe trader yang sering membuka posisi. Dalam sehari, dia bisa membuka posisi sampai 100 kali. Hal ini berbanding terbalik dengan mentornya yang hanya trading sesekali.

Pengguna Analisa Teknikal
Seperti dijelaskan di atas, Paul Rotter mempertimbangkan analisa teknikal saat trading obligasi. Hal ini diperjelas dalam wawancaranya dengan MahiFX, bahwa ia tidak pernah menjadi pengikut analisa fundamental kecuali berhubungan dengan perilisan berita.

Tools analisa teknikal yang sering digunakan Rotter adalah Point and Figure Chart. Rotter memanfaatkan tools tersebut sejak awal ia bertrading. Sedangkan untuk indikator, ia dulu banyak memakai indikator RSI.

Rotter menambahkan, yang terpenting dalam trading adalah perilaku pasar di sekitar level Support dan Resistance. Oleh karena itu, saat ini ia lebih suka menggunakan Trendline dan Support Resistance.

Alasan Berhenti Menjadi Scalper
Berbicara mengenai keputusannya hengkang dari scalping, ada dua penyebab yang melatar belakanginya, yaitu: masalah regulasi dan evolusi trading algoritmik.

Sekarang, seorang trader yang membuka order lalu segera membatalkannya dapat dianggap melakukan manipulasi pasar. Padahal sebenarnya, trader algoritmik yang dianggap legal juga melakukan trading dalam hitungan waktu mikro-detik dengan laju sekitar 100,000 kali per hari. Itulah kenapa Paul Rotter sekarang hijrah menjadi long term trader meskipun scalping telah menjadikannya seorang scalper sukses.

Rotter Dan Trading Forex
Jika suatu hari ia kembali menggunakan scalping, Rotter berujar akan menggunakannya pada pasar forex. Menurutnya, akan lebih mudah menempatkan beberapa pips di sana-sini terutama setelah rilis berita. Rotter juga akan membaca psikologi pasar, sebab pasar forex terkenal sangat choppy.

Trader kecil akan kesulitan untuk melihat ke mana arah pasar bergerak, sehingga Rotter tetap menyarankan untuk melihat volatilitas jangka pendek saat scalping. Cara scalping Rotter pun unik. Ia akan mengambil posisi terlebih dahulu, lalu membaca rilis berita yang memengaruhi pergerakan pasar. Hal ini berbanding terbalik dengan mayoritas trader lain yang biasa menunggu berita dulu untuk menentukan posisi trading.

Hingga saat ini, Rotter tidak pernah bersungguh-sungguh berkiprah di dunia trading forex. Ia hanya trading ketika muncul pergerakan jangka pendek seperti breakout.

Menurutnya, trading jangka panjang akan sulit diterapkan dalam forex, sebab ketika ada rilis berita atau pidato penting dari petinggi bank sentral, pasar bisa bergerak sepenuhnya ke arah berlawanan.

Menjadi Trader Jangka Panjang
Hijrah Rotter ke trading jangka panjang memang cukup mengejutkan. Dari sosok scalper sukses yang tidak pernah mengalami kekalahan, melalui trading long term ini, ia mencoba meningkatkan ukuran posisinya, yang terkadang berujung merugi.

Guna mengantisipasinya, Rotter bertrading dengan ukuran posisi kecil di pasar yang lebih beragam, agar tidak mengalami banyak fluktuasi profit dan loss.

Bisa dibilang, Rotter menerapkan strategi diversifikasi untuk mengantisipasi fluktuasi profit maupun loss. Dia hanya akan open posisi besar di pasar tertentu, karena pelajaran yang didapatkan dari pengalamannya terdahulu mengajarkan bahwa open posisi besar cenderung menyulitkan exit pasar.

Gaya Trading Paul Rotter
Meskipun sudah berhijrah, gaya trading Paul Rotter dahulu dan sekarang tidak jauh berbeda. Ia lebih suka trading sendiri menggunakan caranya sendiri pula. Dahulu, dia akan duduk di depan meja komputer sekitar pukul 8 pagi untuk melihat pembukaan pasar. Kemudian, selama 2-3 jam ke depan, ia akan bertrading.

Lalu saat pasar AS buka sekitar pukul 2:20-2:30 sore, Rotter kembali memonitor pasar. Baginya, kunci penting ialah trading saat pasar buka atau perilisan data ekonomi.

Untuk sekarang ini, gaya tradingnya juga masih simple. Ia akan melihat chart sekaligus open posisi jika dirasa ada level menarik saat pembukaan. Jika tidak ada yang bagus, ia tidak akan melanjutkan trading. Perangkat trading yang terpenting bagi Paul Rotter adalah chart, newsfeed, dan squawk box (jendela chat).

Tokoh Trader Panutan Paul Rotter
Di awal karirnya sebagai trader, Rotter mengagumi sosok Tom Baldwin yang trading di Chicago Board of Trader. Ia juga banyak membaca buku-buku tentang trading. Salah satu buku favoritnya berjudul "Market Wizards" yang ditulis oleh Jack Schwager. Di dalamnya memuat interview para trader dan investor kondang, sehingga Rotter bisa belajar banyak mengenai psikologi dan gaya-gaya trading mereka.

Buku lain yang Rotter sukai adalah "Technical Analysis of the Financial Markets" oleh John J Murphy, "Alchemy of Finance" oleh George Soros, dan satu buku tentang Point and Figure Charts.

Tips Sukses Trading
Tips sukses trading menurut Rotter hampir sama dengan trader-trader lainnya, yaitu mementingkan kedisiplinan dan money management yang baik.

Saat di Daiwa dulu, Paul Rotter dan beberapa partner dibantu oleh staf yang memantau profit dan loss mereka. Jika terjadi kerugian hingga jumlah tertentu, mereka akan menyesuaikan position size. Jika loss semakin besar, yang perlu dilakukan adalah mematikan komputer.

Pernah suatu hari, Rotter mengalami kerugian yang besar. Chief Trader di Daiwa memintanya untuk berhenti serta mencari udara segar sambil menenangkan diri.

Pelajaran penting yang bisa dipetik adalah, jika Anda mengalami kerugian besar, jangan sampai emosi demi mendapatkan kembali uang yang amblas. Apabila Anda sudah mengikuti strategi tapi masih tetap loss, anggap saja hari itu adalah hari sial Anda. Saat merugi, cobalah untuk mencari perspektif lain dan jangan larut dalam emosi.

Bagi para trader pemula, Rotter menyarankan untuk tidak menggunakan scalping, sebab pasar dahulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Apalagi, sekarang muncul yang namanya trading algoritmik. Ia lebih menganjurkan trading jangka panjang atau menggunakan pendekatan investasi.

Namun jika Anda sangat penasaran dengan scalping, ia merekomendasikan melakukannya di pasar forex atau beberapa pasar saham Asia yang tidak begitu likuid, di mana trader algoritmik tidak beroperasi. Rotter menekankan, bahwa sebelum memutuskan scalping, seorang trader perlu memutuskan apakah dia siap menanggung risiko sekaligus mengambil keputusan cepat di waktu yang sama.

Demikian kisah perjalanan sosok Paul Rotter yang berganti haluan seorang scalper menjadi trader jangka panjang. Keberhasilannya tak lepas dari banyak belajar, berlatih, dan bangkit kembali ketika gagal, hingga akhirnya berhasil mendapat julukan scalper terbaik di dunia. Bagi Anda yang baru mulai mencari keuntungan di pasar forex, tips-tips darinya juga dapat menjadi bahan pertimbangan guna meminimalisir kerugian sekaligus konsisten mendapatkan profit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar