The trend is your friend!"
Dalam dunia trading, trend merupakan representasi kekuatan pasar.
Tentu saja, Anda tidak mungkin bisa melawan pasar. Jika tidak bersahabat dengan trend, itu artinya Anda menyatakan permusuhan dengan pasar.
Karena tidak mungkin melawan pasar, maka satu-satunya jalan adalah Anda harus mengikuti kemana pasar bergerak.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda harus bisa mengidentifikasi trend yang sedang berjalan.
Tanpa pemahaman trend yang baik, sudah dipastikan Anda mengalami kesulitan untuk menentukan posisi masuk pasar.
Sayangnya trend bersifat fluktuatif dan dinamis, maka itu dari waktu ke waktu trend akan terus mengalami perubahan.
Trend sendiri memiliki 3 pergerakan, seperti:
Uptrend,
Downtrend, dan
Sideways.
Penjelasan:
P = Peak
T = Trough
HP = Higher peak
LP = Lower peak
HT = Higher trough
LT = Lower trough
Dilihat dari jenisnya, trend terbagi menjadi 2 bagian yaitu major trend (disebut juga impulse) dan minor trend (disebut juga koreksi/corrective).
Selain itu, Anda harus bisa mengenali potensi perubahan arah pasar agar tidak merasa tertipu. Bisa saja, suatu saat ketika Anda mengira harga akan tetap naik, ternyata arahnya berubah menjadi turun.
Ataupun, ketika Anda mengira pasar akan segera berbalik arah, kenyataannya pasar masih melanjutkan arah sebelumnya.
Lalu, bagaimana cara Anda bisa mengenali perubahan trend?
1. Gunakan trendline
Apa itu trendline?
Trendline menjadi salah satu alat yang digunakan sebagai analisis teknikal dalam trading forex.
Selain berfungsi sebagai support (dalam uptrend) dan resistance (dalam downtrend), trendline merupakan salah satu alat paling sederhana untuk dapat mengenali arah trend.
Salah satu ciri dari perubahan trend tersebut adalah tembusnya trendline yang dapat dijadikan indikasi awal bahwa harga kemungkinan berubah arah.
Trendline dianggap tembus apabila seluruh body candlestick yang terbentuk berada diluar garis trendline.
Trading dengan menggunakan trendline bisa Anda lakukan dengan menghubungkan dua titik terendah atau tertinggi dalam sebuah pergerakan harga yang sedang di observasi.
Syarat untuk menarik garis trendline yang valid adalah paling tidak terdapat dua puncak dan dua bottom yang dapat dihubungkan.
2. Skenario non-failure swing
Dalam buku Technical Analysis of the Financial Markets karya John J. Murphy, disebutkan bahwa, "ada dua kondisi yang bisa memberikan petunjuk berakhirnya sebuah trend."
Kedua kondisi tersebut adalah kondisi non-failure swing dan failure swing.
Kondisi non-failure swing adalah sebuah pergerakan harga yang langsung menembus titik top atau bottom terakhir.
Indikasi perubahan trend terjadi ketika harga menembus titik puncak (peak/top) atau lembah (trough/bottom) yang terakhir. Coba Anda perhatikan ilustrasi berikut ini:
Kita mulai dengan gambar 1, apa yang terjadi pada gambar diatas?
Jika Anda menjawab gambar tersebut memperlihatkan perubahan arah trend dari naik ke turun berarti jawaban Anda BENAR SEKALI. Harga berhasil menembus bottom terakhir (A) dan membentuk bottom yang lebih rendah (C).
Kemudian, pada saat itu pasar membentuk puncak lagi (D) yang tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya (B), di mana penurunan terjadi dan menembus support (C) lalu bergerak menuju titik E.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan harga pada Gambar 2?
Jika Anda menjawab, terjadinya proses pembalikan dari arah turun menjadi naik berarti Anda menjawab dengan SANGAT BENAR. Harga berhasil menembus puncak terakhir (A) dan membentuk puncak yang lebih tinggi (C).
Pada saat itu, pasar membentuk lembah lagi (D) yang tidak lebih tinggi dari puncak sebelumnya (B), di mana kenaikan terjadi dan menembus resistance (C) lalu bergerak menuju titik E.
Cukup mudah bukan? Lalu, bagaimana dengan skenario failure swing?
3. Skenario failure swing
Berbeda dengan non-failure swing, pada failure-swing tidak ada pull-back. Tujuan mendeteksi failure swing adalah mencari indikasi kuat dari pembalikan arah harga.
Failure swing dapat terjadi bila indikator berada di wilayah overbought atau oversold dan menandakan bahwa trend saat ini melemah sehingga pembalikan arah trend mungkin saja terjadi.
Untuk lebih mudahnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Pada gambar berikut terlihat posisi di mana setelah garis menembus titik C, harga dengan cepat bergerak menuju E tanpa adanya koreksi atau pull-back lagi.
Namun perhatikan, titik D pada saat di posisi uptrend tak pernah lebih tinggi daripada titik B. Sebaliknya, pada saat titik D berada di downtrend posisinya tak pernah lebih rendah daripada titik B.
Cukup simpel bukan untuk mengenali skenario Failure swing?
Apa itu analisa teknikal saham? analisa teknikal saham adalah analisa pergerakkan pada pola yang pernah terjadi di pasar saham (chart pattern, candlestick formation, dll) sehingga bisa memberikan gambaran/prediksi di masa depan.
Dalam analisa teknikal salah satu yang paling simple dan powerful adalah Analisa chart pattern (pola
grafik), pada analisa chart pattern ini kita bisa belajar pola-pola grafik yang mengindikasikan suatu saham berpotensi naik/turun.
Double Bottom adalah salah satu pola pembalikkan arah (reversal) dalam chart pattern.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pola Double bottom:
1. Memiliki 2 Bottom yang sama rendah (beda tipis masih diperbolehkan).
2. Berada di awal mula trend kenaikkan, dimana sebelumnya harga saham berada pada trend penurunan.
3. Titik Breakout pattern.
Berikut adalah pola Double Bottom:
Faktor penting pola Double Bottom :
1. Untuk menentukan posisi breakout Double bottom adalah Titik sudut diantara kedua bottom.
2. Untuk BUY di pola Double Bottom baiknya 3 tick diatas titik Breakout. Contoh : ketika titik breakout berada di harga 1200 maka buy ketika harga berada di 1230. (baiknya pasang Automatic Order)
3. Stoplossnya baiknya 3 tick dibawah bottom 2.
4. Taking Profit baiknya 2-3x dari Jarak Stoploss.
Contoh:
Dari contoh gambar diatas bisa disimpulkan telah terjadi double bottom di saham BJTM ( BankPembangunanDaerahJawahTimur.Tbk).
buy ketika break neckline di 510
TakingProfit 3x SL +24.6% tercapai di 635
Stoploss 3 tick di bawahbottom 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar